Warkah Usang
Puisi bagiku sebuah kerajaan yang luasnya tiada batas...
Aku menulis untuk menuangkan isi dalam fikirku yang selalu memberontak ingin dikeluarkan.
Aku menulis bukan bererti aku ini ahli bahasa.
Aku menulis bukan bererti aku ini adalah orang pintar.
Aku menulis bukan bererti aku mengejar mewah.
Aku menulis bukan bererti aku mengejar nama.
Tetapi aku ini adalah tanah liat yang diberi nyawa oleh Tuhanku.
Kerna aku bukan golongan yang petah percakapannya cuma berpuisi sahaja.
kala orang bicara tentang agama..aku diam
bukan kerna kosong pengisian didadaku
tapi aku terkilan..kadang kala lagak ulama walhal diri sendiri..
bila aku dikritik tentang benanya karya ku berbentuk cinta dan dunia
apa salah aku dan puisi ku dipandang enteng
hanya ayat tersusun berbunga tapi tiada yang seakan menuju arah dakwah?
apa salahkah aku sebegini?
aku hanya membuka apa yang ada dibalik hati
bukan sia-sia
aku juga mahu mereka tahu kalau aku ini buat bukan untuk berbangga
tapi untuk kepuasan sendiri
lebih baik dari mereka yang mengaku alim tapi dibelakangi syaitan
berselindung dibalik jilbab yang menyorok rasa pura-pura..
munafik kan itu?
berbangga dengan usaha tak seberapa tapi dakwah katanya
bukan aku menyanggah
tapi hakikat..buat mereka..dengar ya..
jangan terlalu memikirkan kebanggaan yang satu hari nanti akan lupus
jangan sibuk dengan kepuraan berbaik tapi di belakang...
sekalipun kau bangga usahamu tak kemana
bukan dakwah itu mengejar nama saja
cukuplah..hentikan munafikmu
mahu kalau dibandingkan ilmumu denganku?
maaflah..aku tak mahu membuka kerna aku tak mahu menunjuk..
aku punya cara sendiri..tanya saja pada mereka yang kenal denganku
maka kau akan tahu setiap bicaraku titipkan pada mereka bukan sia-sia...
bersambung di...
Buat Mereka..Dengar Ya..(2)
habis bersua bicara aku dikata gila
sejak itu tiada sesaat bertemu muka
menapak haluan berasing terus tak berhenti
berganti saat siang tidur membangkit malam
khabar masih menari tapi kejap..melayan tidak,kesibukan memagar
menggelongsor arah berbeza
beranjak masa saat bulan dan bintang berlalu
memberi mentari ruang
apa aku terus dalam tunggu
berpasang-pasang hati berganti masih kebal
ingatan padanya
apa dia pun sama aku sendiri malah tidak tahu
saat teman punya pasangan,aku sendiri
tapi aku fahami sedari azali maka ia datang sendiri
sampai satu saat aku singkir takut pada kata gila
dua selepas hari lahirnya
ku khabarkan rahsia pada malam yang akhirnya
keduanya sama rasa..bintang kilau gembira,bulan suram berseri
bukan sia aku nanti maka kunci hati membuka pintu istimewa
satu-satunya untuk dia
janji aku jaringkan,dia bukan untuk sia-sia
hanya untuk aku,dia dan bahagia
memadam dari kamus erti teman mencoret makna cinta
kala malam ku sendiri
satu bintang temani ku
bila malam telah berganti
bintang berjanji akan kembali
takkan tinggalkan aku sendiri
malam jangan pergi temani bintang ku
dan dilangit biar bintang beribu
cahaya mu biru terangi malamku
kalau malam terus berlalu
walau hilang bintangku
tetap terang cahaya dihatiku
satu saja bintang pintaku
jangan jauhi...dekati aku
sama dengan ku rasanya kau juga perlu tahu
saat aku lali diperlaku tidak adil
menterjemah dalam kata frasanya lain makna
satu yang pasti
tiada ada maaf perantara
jangan endah kerna aku terbiasa
dalam gunungan rasa aku simpan segala
dalam baris pelangi aku warna semua
tak mengapa kalau aku cuma hanya ada
angan dan mimpi mengetuk
mendasari jiwa yang punya syurga di hati
aku bisa sendiri
menepis semua keinginan yang bersarang
dalam jaring belang lelabah di sudut jiwaku
kalau semua peduli mungkin saja
dunia tak begini
kehancuran memamah segala hati
berduri segenap dendam membara jadi api
kalau bapa peduli mungkin saja
anak anak terasa disayangi
bukan berpeleser mencari makna
bagi hidup dalam kancah dunia yang berselubung arah tak pasti
kalau sang arjuna peduli mungkin saja
si gadis jadi puteri
bukan menonong menagih cinta tak pasti
dari hati yang cinta telah mati
tapi itu kalau
mungkin saja ia kalau
dan kalau terus mungkin saja
ia jadi mimpi....
kadang-kadang kita macam orang yang buta tuli lagaknya
tak kenal harta kita sendiri
tari budaya dan peri bangsa kita
mahukan gaya internasional katamu
seni beradat dan berbudaya
yang kalau ditonjolkan terlalu perkauman rasanya
padahal yang benarnya nasional
mahukan kalau perlu jazz,ballet
tapi
bila ditengok tarian joget
tak terbayangkah kau rentak dan gerak geri
tarian-tarian portugis dan sepanyol dalam tarian joget kita
kebanyakan lagu lagu rakyat kita
ada tone lagu cina misalnya dan temponya pula
kadang-kadang bila aku terdengar lagu inang,
tergerak badan dan ayunan tanganku menarikan chacha dan rumba
bukankah itu sudah cukup universal?
hakikatnya tak perlu dibuat-buat
ataukah kerana pakaian?
ada juga benarnya...kerana
mungkin kau mahukan mereka berlindungkan topi koboi
berbaju melayu berstokin panjang
berselipar jepun dan cawat afrika yang dipakai dek tarzan?
itu yang kau rasanya baru universal agaknya